26 Juni 2009

Epilog: kisah yang tak selesai

Aku masih ingat sin, di awal-awal hubungan kita aku pernah diprivat sama beberapa orang, di antaranya adalah mantanmu. Mereka bilang gini, "kamu cowoknya c3wu ya? kamu musti punya pulsa banyak kalo pengen awet", ada juga gini, "ati-ati lho, cowoknya banyak". Trus pernah juga gini, "pengen resep agar awet? TP dia tiap hari maka dia akan nempel terus" dan lain sebagainya. Aku cuma senyum kala itu. Kayak apa si anak ini, penasaran aku jadinya. Kemudian setelah sekian waktu berjalan, kemarin aku bilang--dalam hati, "jangankan cuma pulsa, hp atau gajiku sebulan akan kuberikan untuk dapat bersamanya." tau gak sin, sebenarnya aku juga udah nyiapin sesuatu buat kamu jika nanti kita ketemu. Sebuah kejutan yg tak pernah kau duga. Tapi apa mau dikata, waktu terlalu cepat membuka aibmu. Ah, meskipun kau telah menipuku aku sungguh tak pernah merasa demikian. Dan kau boleh berbangga, karena semua yang kau dapatkan dariku kemarin adalah ketulusan, ungkapan cintaku.
Aku tak pernah menyesal memberikan semuanya padamu sin, karna aku memang benar-benar mencintaimu.
Sekarang aku mengaku kalah. Kupikir rasa itu akan tumbuh di hatimu seiring berjalannya waktu, tapi ternyata tidak. Semuanya tak seperti yang kuperkirakan. Kau hanya membutuhkanku sebatas pada pemenuhan kebutuhanmu tanpa mempedulikan perasaanku. Mimpi-mimpiku kini hancur berantakan. Tapi tetap saja aku harus berterima kasih padamu. Setidaknya aku telah belajar bagaimana mencintai seorang gadis sepertimu. Juga perihal sifat-sifat wanita yang ternyata begitu tak terduga. Dan juga sebuah cerita untuk aku banggakan, bahwa aku pernah mencintai dan dicintai oleh gadis cantik sepertimu. Aku masih belum bisa mengetahui apakah semua yang kau berikan selama ini tulus atau cuma topeng belaka. Andai ternyata rasamu selama ini adalah palsu, tolong jangan pernah beritahu aku. Aku akan berusaha mempercayai bahwa apa yang pernah kau tulis dan katakan padaku adalah benar adanya. Aku meyakini saat kau berkata sayang, kau memang benar-benar sayang aku. Saat kau menangisi kepergianku, aku percaya kau sungguh-sungguh takut kehilanganku. Jangan pernah bilang kau memanfaatkan kelemahanku dengan kemanjaanmu dan tangis palsumu. Aku tak ingin merusak kenangan tentang kita--satu-satunya hal yang kupunya sekarang, termasuk blog ini.
Biarlah yang ada di pikiranku adalah rizma gadis kecil, lucu, imut, cerdas, tanpa dosa, bukan rizma yang laen.
Aku juga minta maaf padamu karna keburu pergi padahal kau belum mendapat banyak dariku. Sebenarnya aku gak ingin menimbang untung rugi jika memang ada cinta, tapi kurasa tidak demikian. Maka anggap aja kita impas, aku telah mendapatkan inginku--sebuah perasaan yang sangat indah dan langka, sebuah hubungan tak biasa yang membuatku mempercayai lagi tentang sebuah harapan. Demikian juga kuharap dirimu, tlah merasa cukup atas yang kau dapat.
Akhirnya, meski kita berpisah, aku tetap berharap untuk bisa melihatmu menjadi gadis yang baek. Hati-hati dengan para pria, meski aku yakin kau lebih pintar dari mereka. Semoga kau mendapatkan semua yang tak kau dapatkan dariku. Doakan aku juga, biar aku dapat nemuin wanita yang bener-bener kucintai dan mencintaiku.
Aku masih--dan akan tetap sayang kamu, gadis kecil tanpa dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar